Kunci Keberhasilan dalam Membina Hubungan Kerja yang Harmonis
Kunci Keberhasilan dalam Membina Hubungan Kerja yang Harmonis...
Beberapa bulan yang lalu saya dihubungi oleh salah satu panitia yang ingin mengadakan program bimbingan karir. Mereka meminta saya untuk menjadi Career Coach dalam sebuah program yang bernama Coaching Program. Panitia tersebut menjelaskan bahwa masih membutuhkan beberapa career coach karena jumlah peserta yang lebih dari seratus.
Sejurus kemudian, di kepala saya mulai menghitung berapa jumlah coach yang dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan jumlah peserta. Namun, ada rasa penasaran yang muncul di kepala saya, benarkah ini coaching yang ada di pikiran saya? Tak lama saya pun menanyakan apa tujuan dari program ini.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, panitia langsung mengirimkan penjelasan detail tentang program tersebut. Dalam penjelasannya para Career Coach diminta untuk membimbing peserta untuk memiliki CV (Curriculum Vitae) yang menarik untuk persiapan lamaran kerja, kemudian juga membantu mempersiapkan wawancara kerja.
Setelah membaca penjelasan program ini, saya kemudian bertanya kepada panitia, "Mbak, ini yang dimaksud kebutuhan Coach atau Mentor ya?" Mbaknya menjawab, "Oh ini bukannya bisa dicover oleh coach ya?" Saya menjelaskan, kalau memang kebutuhannya detail dan teknis seperti dalam penjelasan, maka mentor lebih ideal dalam membantu program ini. Akhirnya saya bantu menghubungkan dia dengan teman yang pernah menjadi Manajer HRD di salah satu perusahaan multinasional dan juga seorang coach.
Dalam konteks ini ternyata pemahaman siapa coach dan mentor masih beragam. Pantas saja di setiap flyer yang saya baca mencantumkan pembicara coach xxx, itu artinya siapapun yang menguasai kompetensi dan keahlian tertentu maka akan dipanggil coach.
Hal ini tidak salah, hanya untuk membantu kebutuhan yang lebih tepat. Idealnya perlu ada pemahaman yang sesuai siapa coach dan siapa mentor. Dalam artikel ini saya akan lebih menjelaskan beda Career Mentoring dan Career Coaching.
Merujuk pada definisi mentoring menurut Hasan dan Chien (2003,) adalah proses yang menggunakan berbagai aspek termasuk kemahiran oleh orang yang berpengalaman melalui bimbingan, pendidikan dan latihan kepada remaja bagi tujuan pembelajaran. Orang yang melakukan mentoring disebut Mentor. Nah dalam konteks program diatas, yang idealnya menjadi career mentor adalah orang-orang yang memiliki pengalaman dalam rekrutmen.
Baca juga Manfaat Growth Mindset untuk Peningkatan Karir
Biasanya adalah orang-orang yang berpengalaman di area Human Capital atau Head Hunter. Mereka biasanya berpengalaman dan menguasai dalam menyaring CV yang menarik, tips interview, cara membuat profil yang menarik di Linkedin agar Human Capital tertarik untuk merekrut. Maka Career Mentoring dalam konteks ini adalah bimbingan yang diberikan oleh mentor dalam hal Human Capital
Manager atau yang memiliki pengalaman di bidangnya dalam membuat CV yang menarik, memberikan tips dalam wawancara dan sebagainya. Bila poin-poin diatas yang sedang dibutuhkan, maka segeralah mencari career mentor.
Dimana bisa mendapatkan Career Mentor? Banyak tersedia di Linkedin, bahkan ada yang membuka diri untuk mereview CV, bisa mengikuti program-program seperti yang ditawarkan di atas, atau self-learning video yang tersedia di web yang berkaitan dengan karir.
Lantas bagaimana menjadi seorang Career Mentor? Tidak perlu untuk sekolah, pelatihan sertifikasi atau tertentu. Karena dengan memiliki pengalaman bekerja di Human Capital di bagian rekrutmen atau Head Hunter bisa menjadi Career Mentor. Pengalaman yang ideal menurut saya lebih dari 5 tahun dalam berinteraksi dengan aktivitas rekrutmen secara intens.
Untuk tambahan, Career Mentoring tidak hanya dalam konteks persiapan rekrutmen, tapi juga bisa mentoring bagi karyawan yang sudah memiliki pengalaman bekerja. Yang menjadi mentor tentunya yang memiliki jabatan di atasnya dan memiliki prestasi karir yang baik. Contohnya, seperti seorang sales dimentori oleh Branch Manager.
Seorang Branch Manager dimentori oleh Area Sales Manager. Fokus mentoringnya bisa juga tentang karir., Branch Manager bisa memberikan inspirasi bagaimana perjalanannya dari seorang sales kemudian menjadi Branch Manager dan seorang Area Sales Manager bisa memberikan inspirasi bagaimana perjalanan karirnya dari Branch Manager.
Informasi diatas sekali sebagai tambahan bila Career Mentoring mau diteruskan dalam organisasi. Nah mari kita kembalikan fokus kita pada tahapan awal rekrutmen. Bagaimana dengan Career Coaching untuk orang-orang yang sedang mempersiapkan memasuki dunia kerja? Saya pernah dihubungi oleh seseorang yang melalui Visecoach untuk meminta Career Coaching.
Dia baru saja lulus dari jurusan teknik di salah satu Universitas terbaik di Indonesia, namun yang menjadi isu adalah dia merasa salah jurusan, dia lulus hanya karena ingin menyelesaikan kewajibannya. Pada saat kuliah dia bergabung dalam organisasi, dan justru tertarik dalam area manajemen dalam bekerja. Dia tidak ingin bekerja di area teknik yang sudah dia pelajari selama kuliah, bahkan setelah lulus dia belum pernah sekalipun untuk mengirimkan aplikasi karena adanya situasi ini.
Setelah melakukan sesi awal coaching, akhirnya ditemukan sebuah goal bagaimana mempersiapkan kualitas diri untuk mengirimkan aplikasi yang tidak sesuai dengan jurusan kuliah yang diambil.
Fokus coaching pada goal, bukan pada masalah, setiap orang tentu memiliki potensi-potensi yang masih bisa ditemukan dan dikembangkan. Ini tentu sesuai dengan definisi coaching menurut International Coaching Federation (ICF) yaitu hubungan kemitraan antara coach dan individu yang dijalin melalui proses kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional dirinya.
Dalam proses pembelajaran menjadi seorang coach ada kompetensi yang perlu dipelajari dan diaplikasikan. ICF pada tahun 2021 mengupdate kompetensi intinya menjadi 8 dari 11. Nah untuk itu ada jalur tersendiri apabila ingin menjadi seorang coach, yaitu dengan belajar sertifikasi coaching di sekolah coaching yang sudah mendapat akreditasi dari ICF.
Dalam hal ini seorang coach tidak harus ahli di area yang ingin dibicarakan coachee atau kliennya. Berbeda dengan mentoring, dimana keahlian dan pengalamannya benar-benar dibutuhkan. Lantas bagaimana bila HR Manager yang sudah berpengalaman di bidangnya, sudah layak menjadi seorang Career Mentor ingin menjadi Career Coach?
Ini situasi yang sangat ideal, beliau bisa join dalam sertifikasi coaching program. Beliau bisa menggunakan “topi” yang berbeda pada saat ingin mengembangkan orang lain. Bisa menjadi seorang Career Mentor untuk orang-orang yang belum tahu membuat CV, bagaimana interview dan lainnya.
Bisa juga menjadi seorang Career Coach untuk orang-orang yang ingin menemukan kualitas diri, potensi diri, passion dan lainnya. Sepanjang bisa memposisikan diri pada saat menjadi Career Coach dan Career Mentor. Pada saat menjadi Career Coach, idealnya pengetahuan dan pengalaman yang ada pada dirinya bisa diparkir terlebih dahulu agar lebih netral agar tidak menghalangi untuk melihat potensi klien.
Bukan berarti pada saat menjadi Career Coach tidak boleh memberikan brainstorming, bisa hanya keputusan tetap pada coachee atau klien. Career Coach tidak memaksakan apapun kepada coachee. Pada saat jadi Career Mentor, silakan untuk menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman untuk mengembangkan mentee-nya.
Secara ringkas perbedaan Career Coaching dan Career Mentoring bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Perbedaan Career Coaching dan Career Mentoring
Detail Pembeda | Career Coaching | Career Mentoring |
Yang melakukan | Career Coach | Career Mentor |
Yang menerima | Coachee / Klien | Mentee |
Syarat menjadi | Mengikuti program sertifikasi coaching dari Sekolah Coaching yang terakreditasi ICF (senang melakukan sesi coaching di area career) | Memiliki pengalaman, keahlian dan prestasi sebagai Human Capital (Supervisor / Manager) atau HeadHunter dengan idealnya pengalaman lebih dari 5 tahun |
Fokus | Goal (kualitas, potensi, passion, mental dll) | Kompetensi, keterampilan (membuat CV, tips wawancara sukses) |
Metode | Percakapan dua arah, mendengarkan, mengembangkan potensi dengan bertanya | Mengajari, memberikan nasihat, memberikan tips, menginspirasi |
Alur Percakapan | Dua Arah | Cenderung 1 Arah |
Nah, setelah mengetahui perbedaan ini, silakan mengidentifikasi kebutuhan ke dalam diri masing-masing apa butuh Career Mentor, Career Coach atau butuh Career Mentor yang sekaligus juga Career Coach. Selamat mengidentifikasi kebutuhan diri dan selamat bertumbuh.
Buat strategi masa depan karier Anda dengan bantuan Career Coach kami.
Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.
Kunci Keberhasilan dalam Membina Hubungan Kerja yang Harmonis...
Strategi Efektif untuk Menjaga Profesionalisme di Lingkungan Kerja...
Cara Menemukan Passion dan Membangun Karir yang Memuaskan...
Mengatasi Rasa Takut untuk Mengambil Risiko dalam Karir...
M Nur Fannie Prasetyo
Prast is Executive, Leadership & Business Coach. Prast has been doing his career as a Coach since 2014. Now Prast holds ICF Professional Certified Coach & Registry Coach Mentor