5 Sikap Pemimpin dalam Mengelola Krisis
Leadership Coaching

5 Sikap Pemimpin dalam Mengelola Krisis

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Tak ada satu orang pun yang pernah menyangka bahwa di awal tahun 2020 ini, sebuah wabah berasal dari virus akan menyebar di seluruh dunia. Jutaan orang tewas, roda perekonomian nyaris berhenti dan ambruk tanpa rencana. Masyarakat kebingungan, resah, hingga takut karena dampak besar yang mendunia. Tak terkecuali dengan yang dirasakan oleh para pemimpin perusahaan di seluruh dunia.

Banyak perusahaan baik besar ataupun kecil, online ataupun offline, yang terpaksa gulung tikar karena kehilangan pemasukan dalam jumlah besar. Banyak warga kehilangan pekerjaan, banyak pengusaha kehilangan bisnisnya. Tak ada pilihan yang tersisa bagi para pengusaha, selain harus memutuskan sikap dengan hati-hati terkait dengan mewabahnya virus Corona ini.

Ada dua pilihan bagi para pemimpin perusahaan ini: membiarkan perusahaannya gulung tikar begitu saja, atau menakhodai perusahaannya dengan hati-hati melewati pandemi yang entah kapan akan berakhir.  Situasi yang tak menentu membuat banyak pengusaha panik dan kehilangan fokus dalam memimpin perusahaannya. 

Krisis bisa membuat pemimpin perusahaan gegabah mengambil keputusan sembrono untuk kepentingan jangka pendek tanpa memikirkan kepentingan jangka panjang. Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak tanpa terlebih dahulu memikirkan langkah-langkah strategis lainnya yang jauh lebih penting untuk diambil adalah salah satu contoh keputusan sembrono yang banyak diambil oleh para pemimpin perusahaan.

Tanpa sadar, banyak di antara mereka yang melupakan langkah strategis lain yang lebih penting, misalnya menghemat biaya operasional, menjual asset yang kurang dibutuhkan, mempercepat tenor pembayaran dari kreditur, dan lain sebagainya. Alih-alih melakukan pemutusan hubungan kerja sebagai langkah awal yang dirasa paling mujarab bagi kesehatan perusahaan.

Baca juga Leadership Tips untuk Manajer Baru

Ada beberapa sikap seorang pemimpin yang bijaksana agar perusahaan yang dipimpinnya bisa melalui krisis dengan selamat. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Ketenangan

Sikap tenang wajib ditunjukkan seorang pemimpin kepada seluruh anak buahnya saat krisis menimpa perusahaan yang sedang mereka jalankan. Seberat apapun tekanan yang dirasakan oleh seorang pemimpin, ketenangan harus terus dikedepankan, karena dengan sikap tenang pemimpinnya ini, seluruh anggota tim akan merasa terjamin keadaannya.

Mereka akan merasa bahwa mereka memiliki sosok pemimpin yang tepat untuk membimbing dan membawa mereka melalui beragam cobaan berat di tengah krisis yang meresahkan semua pihak. Sikap tenang ini tidak hanya harus ditunjukkan dalam satu situasi saja melainkan harus terus dibawa dalam segala tindakan, ucapan dan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin.

2. Kepedulian

Seberat apapun krisis yang harus dilewati, tetap harus dilewati dengan kepedulian. Karena bisnis yang dijalankan bukan hanya menyangkut keuntungan semata, melainkan ada banyak manusia yang terlibat di dalamnya yang memiliki pikiran dan hati. Rasa peduli seorang pemimpin justru harus ditunjukkan terutama ketika perusahaan sedang mengalami krisis.

Seorang pemimpin harus memperlihatkan secara nyata kepedulian yang dimilikinya terhadap nasib karyawan, nasib perusahaan di masa mendatang, juga hal-hal lain yang sering tidak terpikirkan saat kondisi baik-baik saja. Empati dan simpati sangat diperlukan dari sikap seorang pemimpin terhadap dampak krisis yang dialami oleh karyawan, keluarga karyawan, masyarakat di sekitar lokasi perusahaan, hingga rakyat negara mana perusahaannya berdiri. Dengan rasa peduli ini, seorang pemimpin akan mampu menjaga rasa emosi karyawan dan mereka yang terlibat di dalam perusahaannya.

3. Keyakinan

Seorang pemimpin, meskipun di dalam hatinya dipenuhi ketakutan dan keraguan, namun sikap yang harus ia tampakkan di luar terutama di hadapan seluruh karyawannya adalah sikap yakin. Keyakinan tersebut harus dibarengi dengan merumuskan rencana darurat yang detail sebagai panduan bagi para karyawan agar mereka juga merasa yakin dan tetap semangat dalam memutar roda perusahaan.

4. Kejelasan

Dalam menghadapi krisis, seorang pemimpin tidak boleh bersikap ragu, atau mengeluarkan asumsi-asumsi yang justru akan meresahkan anak buahnya. Anak buah, adalah orang-orang yang membutuhkan energi positif sangat banyak dari pemimpinnya agar keraguan dan ketakutan mereka dalam menghadapi krisis di depan mata dapat hilang dan akhirnya mereka mampu menyebarkan energi positif juga bagi pihak lain di luar perusahaan.

5. Pendirian yang konsisten

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan sebuah perusahaan jika di masa krisis pemimpinnya bersikap tidak konsisten terhadap setiap keputusan yang diambilnya? Keputusan yang akan dijalankan di lapisan bawah, adalah keputusan yang dibuat oleh pihak tertinggi dalam perusahaan tersebut. Artinya, jika pemimpin memberikan keputusan yang mencla mencle, maka anak buah pun akan kebingungan untuk menentukan kebijakan apa yang harus dilaksanakan oleh mereka.

Meskipun demikian, seorang pemimpin tetaplah manusia biasa yang memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan. Karena itu sosok pemimpin haruslah terus berusaha bersikap tenang dan jelas terutama ketika masa krisis melanda. Seorang pemimpin tidak diharapkan ikut panik terbawa suasana, karena seluruh anak buah membutuhkan arahan yang jelas mengenai strategi seperti apa yang harus diambil untuk melewati segala krisis.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts