Apa Itu Ego State?
Parenting Coaching

Apa Itu Ego State?

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Seringkali kita menemukan satu isu dalam keseharian yang menjadi perdebatan antara satu orang dengan lainnya. Bahkan perdebatan itu meningkat menjadi pertikaian padahal isu yang dipermasalahkan hanya persoalan kecil saja. Sebenarnya sikap keduanya sama hanya saja berbeda cara dalam mengekspresikan respon dirinya terhadap satu isu itu.

Apa yang membuat masalah kecil menjadi perdebatan sengit? Ego state, kata yang aslinya berasal dari bahasa Latin mengandung arti ‘Saya’ yaitu sebuah rasa akan diri, terpisah dari yang lain.

Sebagai contoh; itu bukan saya; saya kedinginan; saya hanya ingin bicara; saya lapar dan masih banyak lagi. Ego state, disebut juga sebagai sebuah paket berisikan perilaku, pikiran, dan perasaan yang membentuk kepribadian individu dalam satu waktu.

Tiga model Ego State

Ada tiga jenis Ego State yang menunjukkan model kepribadian berbeda seperti yang disebutkan di atas, sebagai berikut:

1. Parent Ego State

Ketika seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku sama seperti yag dilakukan oleh orangtuanya atau menunjukkan kepribadian yang sama dengan orangtuanya - ini yang disebut dengan Parent Ego State. Di saat kepribadian individu mencerminkan hal tersebut maka dia sedang berada dalam kondisi Parent Ego State.

2. Child Ego State

Ketika seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku seperti yang dilakukannya saat kecil dulu maka orang tersebut sedang berada dalam kondisi Child Ego State.

3. Adult Ego State

Semua cara berpikir, merasa, dan berperilaku yang ditunjukkan saat ini disebutkan sebagai kondisi Adult Ego State.

Baca juga 4 Gaya Parenting yang Perlu Diketahui Orangtua

Eric Berne, seorang psikiater asal Canada yang menciptakan teori analisa transaksional sebagai cara menjelaskan perilaku manusia, mendefinisikan Ego State sebagai sebuah pola konsisten perasaan dan pengalaman individu.

Lebih jelas lagi, Berne menyebutkan bahwa Ego State adalah sebuah kombinasi perasaan dan pengalaman individu yang secara konsisten muncul bersamaan.

Pola perasaan dan pengalaman

Bagaimana kita bisa melihat bahwa seseorang sedang berada dalam kondisi ego tertentu? Contoh berikut ini akan membuat Anda memahaminya.

Suatu pagi Ratri terlambat berangkat ke kantor. Ketika dia memikirkan apa yang akan dikatakan oleh atasan tentang keterlambatannya, dia mulai teringat pada kenangan akan hukuman yang diterimanya jika terlambat pergi ke sekolah saat kecil dulu. Saat teringat kenangan tersebut Ratri mulai panik.

Jika Anda mengalami hal sama maka Anda sedang mengalami kembali masa kecil dengan cara berbeda. Tak hanya itu, Anda juga mengalami emosi yang sama. Semua kenangan dari pengalaman masa kecil beserta emosi yang mengikutinya diklasifikasikan sebagai model Child Ego State.

Pola perilaku

Berne menyebutkan bahwa ketika Anda bersentuhan dengan perasaan dan pengalaman yang menjelaskan satu model ego state tertentu, Anda juga menunjukkan perilaku yang menjelaskan kondisi ego state tersebut.

Di kasus Ratri, ketika ia teringat kembali pada kenangan terlambat saat kecil dulu dan merasa panik kemudian, Ratri menunjukkan serangkaian perilaku yang ditunjukkannya ketika kecil dulu.

Perilaku yang saat ini tampak berkaitan langsung dengan perasaan dan pengalaman, dalam hal ini Ratri sedang menunjukkan kondisi Child Ego State.

Model ego state di atas membuat kita bisa melihat hubungan antara perilaku, pengalaman dan perasaan. Sekarang Anda bisa melihat diri sendiri sedang berada dalam kondisi ego seperti apa berdasarkan tiga model ego state tersebut. Kondisi itu tidak konstan, karena perilaku, perasaan dan pengalaman manusia berubah setiap waktu.

Bangun keharmonisan hubungan orang tua dan anak dengan bantuan Parenting Coach kami.

Related Posts