Ilmu Neuroscience dalam Kepemimpinan Strategis
Leadership Coaching

Ilmu Neuroscience dalam Kepemimpinan Strategis

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Setiap orang bisa menjadi pemimpin, namun untuk itu harus melalui proses dan pembelajaran yang cukup panjang. Apalagi ketika terbentur pada saat harus membuat keputusan. Apakah Anda pernah merasa kesulitan ketika harus membuat keputusan eksekutif? Keputusan seperti ini tidak begitu terlihat jelas secara etika namun dampaknya bisa berpengaruh pada ratusan orang bahkan lebih.

Bagaimana cara Anda sebagai pemimpin bisa melihat sebuah isu dalam pandangan menyeluruh dan yang lebih penting lagi bagaimana Anda bisa mengembangkan kebiasaan membuat keputusan yng baik, setiap saat, meskipun berada dalam situasi dan kondisi yang sulit dan tidak pasti.

Sebagai contoh, Isabela, seorang manajer eksekutif, sedang duduk menulis laporan bulanan yang harus segera diserahkan dalam waktu 30 menit. Teleponnya berbunyi, Ryan ingin bicara mengenai hal penting dengannya. Kebutuhan Ryan mungkin tidak begitu mendesak seperti deadline Isabela, namun tetap memerlukan perhatian penuh.

Ryan masuk ke dalam kantor dan berjanji hanya akan bicara lima menit saja. Tak lama kemudian email baru dari bosnya masuk dan Isabela harus membukanya. “Maaf, barusan kamu bicara tentang apa, Ryan?” Sambil mendengar ulangan penjelasan Ryan, Isabela membaca email jika isinya berkaitan dengan laporan yang sedang dibuatnya. Deadline tersisa 17 menit lagi.

Baca juga 9 Tanda Anda Memiliki Leader Mindset

Isabela mulai tidak nyaman dan melewatkan beberapa poin penting yang disampaikan oleh Ryan. Situasi seperti ini tidak ia harapkan dalam kepemimpinannya dan ia merasa bersalah dan meyakinkan diri sendiri untuk memikirkan hal ini kemudian. Waktu penyerahan laporan makin dekat dan Isabela sadar bahwa ia sudah melewatkan jam makan siang. Isabela merasa penuh beban, oleh pekerjaan, kebutuhan keluarga, juga jadwal aktifitas anak-anaknya. Ia merasa sangat lelah. Apa yang harus dilakukannya?

Apakah Anda pernah berada dalam situasi yang sama seperti Isabela?

Para ahli ilmu otak dan psikolog mulai belajar untuk mencari tahu yang terjadi saat pilihan muncul di dalam pikiran manusia (aktifitas mental locus) dan otak (organ tubuh yang diasosiaikan dengan aktifitas tersebut). Jika Anda memahami dinamika ini dan bagaimana dinamika ini bisa memengaruhi diri juga orang sekitar, maka Anda bisa bergerak menuju pola berpikir dan aksi yang efektif.

Anda bisa menduplikasi pola tersebut dalam skala yang lebih besar, misalnya di dalam organisasi atau perusahaan Anda. Bila terus dipraktekkan maka car aini akan membantu Anda membuat strategi kepemimpinan yang berkualitas, termasuk menginspirasi orang lain, membantu organisasi melampaui batas mereka, dan mengarahkan perusahaan ke arah tujuan yang luhur dan bermanfaat.

Hal yang harus diingat adalah bahwa aktifitas otak tidak sama dengan pengalaman mental manusia. Aktifitas mental meskipun seringkali dikaitkan erat dengan sirkuit fisik di dalam otak, namun tidaklah sama. Sirkuit otak dikuatkan oleh pilihan yang kita buat tentang kemana dan bagaimana fokus pada perhatian kita. Namun kita bisa melatih otak agar bisa bekerja lebih konstruktif dan mengarah pada peran kepemimpinan yang lebih kuat lagi.

Jadi rahasia memiliki sikap kepemimpinan efektif dari ilmu otak adalah dengan melatih otak kita untuk fokus pada pilihan-pilihan yang muncul dan membidik perhatian penuh pada satu pilihan. Cara ini tidak akan menunjukkan hasilnya secara langsung namun dengan latihan yang teratur dampaknya akan terlihat di kemudian hari.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts