Kegagalan Membangun Budaya Coaching –Bagian 1

Kegagalan Membangun Budaya Coaching –Bagian 1
Bringing the culture of sharing to everyone

"Mas, ini dari beberapa pekerja dari kantor sudah kita fasilitas sertifikasi coaching, tapi kenapa ya agak sulit menerapkannya dan terutama untuk membangun coaching culture?"

"Saya diutus perusahaan untuk mengikuti sertifikasi coaching agar bisa diterapkan dan menjadi budaya di perusahaan. Tapi, sepulangnya dari sertifikasi dan memberikan pemahaman tentang coaching kok challenging banget ya? Jangankan menjadi budaya, menerapkan coaching pun belum terbayang. Darimana harus memulainya ini?"

"Kami sudah ada internal coach yang juga tersertifikasi ICF, tapi kenapa ya, proses coaching dan membangun budaya coaching masih belum terbentuk?"

Beberapa pertanyaan dan pernyataan ini muncul dari beberapa teman yang sedang membangun budaya coaching di perusahaan, dimana menurut mereka ada tantangan untuk membangunnya. Lantas bagaimanakah idealnya? Perlu mulai dari mana? Apa ada contoh yang berhasil?

Artikel ini akan sangat subyektif berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya dalam berproses membangun budaya coaching. Oh ya, apa sudah ada yang berhasil membangunnya? Sejauh yang saya amati, sedang dalam proses menuju kesana.

Baca juga Tips Memilih Pendamping Bisnis

Lantas, perlu mulai dari manakah memulai membangun coaching culture di perusahaan?

Saya akan mulai dari definisi budaya organisasi terlebih dahulu menurut Tosi, Rizzo, Carrol yang dikutip oleh Munandar (2001: 263). Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Dari sini kita bisa melihat bahwa cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola  tertentu dalam organisasi. Pola-polanya ini apa? Tentu pola-pola tentang coaching. Perlu menyamakan persepsi terlebih dulu.

Situasi yang terjadi di perusahaan, pemahaman, definisi dan persepsi tentang coaching masih sangat berbeda. Apalagi bila persepsi yang berbeda datang dari level board director dan belum terbuka dengan pemahaman coaching. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri. Maka idealnya, yang pertama ada adalah Mindset.

Mindset tentang coaching yang idealnya satu sudut pandang. Karena mindset tentang coaching di sebagian perusahaan adalah coaching untuk perbaikan masalah, coaching untuk orang bermasalah, ingin segera ada perubahan dengan cepat, bukan untuk pengembangan potensi orang lain.

Tentu pembangunan mindset ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan sebuah pelatihan coaching baik sertifikasi maupun non sertifikasi. Bahwa pelatihan ini adalah satu langkah adalah benar, namun tidak bisa dijadikan patokan bahwa pembangunan budaya coaching selesai dengan pelatihan saja. 

Saya sedang menganalogikan seseorang yang ingin menjadi coach profesional juga tidak selesai dengan dia mengikuti sertifikasi coaching saja. Terdapat beberapa langkah-langkah lagi yang masih perlu ditempuh. 

Mindset bahwa coaching untuk pengembangan potensi kreatif ini idealnya muncul dari semua pihak dalam organisasi. Untuk memulainya, bisa dibuat sebuah program untuk memberikan pemahaman dan pengalaman coaching. Selain pelatihan coaching baik sertifikasi atau non sertifikasi bisa juga dengan mulai merasakan bagaimana proses coaching.

Coaching bisa dilakukan oleh external coach dengan sponsor human capital yang sebelumnya dilakukan allignment program terlebih dahulu. Agar menjadi efektif, siapa duluan yang perlu mulai? Perlu dimulai oleh semua pihak dalam perusahaan, namun akan sangat ideal bila yang tahu terlebih dahulu adalah pengambil kebijakan atau Board of Director. Bisa saja dimulai dari middle management tapi syaratnya siapapun pengambil keputusan idealnya terbuka dan agile dengan segala perubahan.

Oh ya, kenapa perlunya merasakan sesi coaching juga menjadi salah satu poin penting dalam membangun budaya coaching di perusahaan?

Saya akan jelaskan di bagian kedua -bersambung

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

M Nur Fannie Prasetyo
M Nur Fannie Prasetyo
Executive & Business Coach

Prast is Executive, Leadership & Business Coach. Prast has been doing his career as a Coach since 2014. Now Prast holds ICF Professional Certified Coach & Registry Coach Mentor

Konten Artikel Terkait

Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.

Mengoptimalkan Potensi Individu dan Tim untuk Keberhasilan Organisasi
7 Feb 2024

Mengoptimalkan Potensi Individu dan Tim untuk Keberhasilan Organisasi

Dalam era globalisasi yang terus berkembang, keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada struktur dan str...

6 Tips Menarik Perhatian Audien agar Tidak Terkesan Membosankan
1 Sep 2023

6 Tips Menarik Perhatian Audien agar Tidak Terkesan Membosankan

Dalam dunia yang penuh dengan informasi dan distraksi, menjadi seorang pembicara atau penulis yang dapat menarik perhati...

Menggali Potensi dan Memperkuat Kolaborasi dalam Tim
18 Aug 2023

Menggali Potensi dan Memperkuat Kolaborasi dalam Tim

Kolaborasi dalam tim adalah inti dari keberhasilan di banyak aspek kehidupan, mulai dari lingkungan kerja hingga proyek-...

Kunci Sukses di Balik Kolaborasi Tim yang Efektif
10 Aug 2023

Kunci Sukses di Balik Kolaborasi Tim yang Efektif

Kolaborasi tim yang efektif adalah fondasi bagi kesuksesan dalam berbagai proyek dan organisasi. Ketika individu-individ...