Tantrum, Mengapa Terjadi dan Bagaimana Meresponnya
Parenting Coaching

Tantrum, Mengapa Terjadi dan Bagaimana Meresponnya

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Tantrum, bagi Anda yang sudah berkeluarga dan memiliki anak pasti mengenal istilah ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan tantrum? Tantrum datang dalam berbagai bentuk dan ukuran yang bisa melibatkan perilaku penuh amarah, frustasi, dan tidak teratur -ketika anak-anak kehilangan kendali atas dirinya.

Anda mungkin sering melihat anak balita menangis, menendang, berguling-guling, menjambak rambut sendiri, berlarian sambil menjerit, atau menangis kencang tiada henti. Dalam beberapa kasus bahkan ada anak-anak yang sampai menahan napas, muntah, memecahkan barang atau perilaku agresif lainnya.

Mengapa tantrum terjadi?

Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak usia 1-3 tahun. Hal ini terjadi karena anak balita belum memiliki keahlian sosial dan emosional yang baik. Mereka baru mulai belajar mengembangkannya di usia itu. Tantrum juga mungkin merupakan cara menguji kebebasan mereka dan mereka bisa mengetahuinya dengan perilaku itu yang ternyata bisa juga memengaruhi perilaku orang lain.

Baca juga Kunci Mengatasi Anak Remaja yang Sulit Diatur

Jadi, tantrum itu seperti sebuah cara dimana anak balita mengekspresikan dan mengelola perasaan mereka dan mencoba untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitar mereka. Anak yang lebih tua bisa mengalami tantrum juga, ini karena mereka belum belajar cara terbaik untuk mengekspresikan atau mengelola perasaannya.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan tantrum pada anak-anak, seperti berikut ini:

1. Temperamen -hal ini memberi pengaruh yang cepat dan kuat pada anak-anak untuk bereaksi pada hal-hal yang membuat frustasi. Anak-anak yang cepat marah lebih sering tantrum.

2. Stres, lapar, lelah, stimulasi berlebih -hal ini bisa membuat anak-anak semakin sulit mengekspresikan dan mengelola perasaan juga perilakunya.

3. Situasi yang tidak menyenangkan -misalnya, anak balita akan sulit menangani emosi ketika mainannya direbut begitu saja.

4. Emosi yang kuat -khawatir, takut, malu, dan marah bisa menjadi hal yang terlalu berlebihan bagi anak-anak.

Cara merespon tantrum

Menangani tantrum bisa melelahkan dan stres. Anda mungkin ingin langsung menghentikan perilaku tantrum dengan segera, tapi ada baiknya jika Anda mengambil napas sejenak dan menunggu beberapa saat untuk melihat respon selanjutnya.

1. Membuat strategi. Buatlah rencana bagaimana Anda akan mengatasi tantrum dalam situasi seperti apapun dan jalankan rencana itu ketika tantrum pada anak-anak muncul.

2. Menerima bahwa Anda tidak dapat mengendalikan emosi atau perilaku anak-anak secara langsung. Anda hanya bisa menjaga anak tetap dalam kondisi aman dan membimbing perilaku mereka agar tantrum tidak mudah terjadi di kemudian hari.

3. Menerima bahwa segala hal membutuhkan waktu untuk berubah. Anak-anak sedang bertumbuh dan banyak yang harus dipelajari sebelum akhirnya tantrum hilang selamanya. Membangun dan melatih keahlian aturan diri itu merupakan tugas yang membutuhkan waktu panjang.  

4. Jangan menganggap bahwa anak-anak melakukan hal tersebut secara sengaja atau mencoba untuk membuat Anda marah. Anak-anak tidak tantrum dengan sengaja -mereka terjebak dalam kebiasaan buruk atau tidak memiliki keahlian untuk mengatasi situasi tidak menyenangkan.

5. Santai dan ajak bercanda namun tidak menertawakan tantrum karena justru hal itu akan lebih membuat anak-anak marah jika mereka berpikir Anda menertawakan mereka.

Bangun keharmonisan hubungan orang tua dan anak dengan bantuan Parenting Coach kami.

Related Posts