Mengapa Saya Merasa Berbeda Kini?

Mengapa Saya Merasa Berbeda Kini?
Bringing the culture of sharing to everyone

Dalam sesi coaching saya banyak saya temui coachee yang memulai sharingnya dengan mengatakan kalimat dalam judul di atas. Dari banyaknya kisah, saya mmenyimpulkan ada dua definisi utama tentang apa yang mereka maksud dengan ‘beda’ tersebut.

1. "Saya merasa beda sekarang, merasa lebih baik (dari saya yang dulu)."

Itu berarti bahwa mereka bergerak maju (progressing), berevolusi menjadi versi diri mereka yang lebih baik. Perlu digarisbawahi bahwa arti maju disini dibandingkan dengan versi diri mereka yang dulu, bukan dengan versi orang lain. 

Mereka telah berhasil menjadikan pengalaman hidupnya sebagai guru. Mereka berhasil belajar dari keberhasilan maupun kegagalan, kemenangan maupun kekalahan mereka. Mereka yang sekarang adalah versi yang lebih baik daripada mereka yang kemarin. Selamat dan pertahankan!

2. "Saya merasa beda sekarang, merasa bukan saya yang dulu yang penuh semangat, yang pejuang, yang periang..."

Itu berarti bahwa mereka bergerak mundur (degressing). Mereka belum berhasil menjadikan pengalaman sebagai guru mereka. Pengalaman hanya dianggap sebagai kejadian dalam hidup saja. Ada dua kemungkinan kenapa hal tersebut terjadi:

a. Hidup di masa lalu

Mereka masih dipengaruhi oleh sebuah trauma di masa lalu yang bisa berupa kegagalan, kehilangan, sakit hati, kesedihan, dan sebagainya. Walaupun tanpa disadari, mereka masih terikat pada perasaan-perasaan negatif yang ditimbulkan oleh trauma tersebut. Perasaan itu secara tak langsung telah mengendalikan hidup mereka selama ini sehingga jadilah mereka seperti sekarang ini.

Baca juga Bagaimana Ketidakamanan (Insecurity) Berdampak Pada Kesehatan Mental

Perasaan itu bagaikan sebuah beban yang diikatkan di kaki yang akan selalu memberatkan mereka untuk melangkah maju. Waktu sudah berlalu, tetapi mereka belum move on, masih hidup di masa lalu. Dalam kondisi demikian, mereka harus menyembuhkan diri terlebih dahulu, mencari hikmah dari peristiwa traumanya tersebut dan belajar darinya. Hanya setelah sembuh, baru mereka bisa move on. Kalaupun ada niat untuk move on, tapi belum berhasil menyembuhkan diri akan tetap terasa sulit. 

b. Berada di zona nyaman

Mereka telah mencapai semua yang mereka impikan dan merasa nyaman, baik kenyamanan karir, keluarga, finansial dan kenyamanan lain yang mereka perjuangkan sebelumnya. Tetapi ternyata dibalik semua kenyamanan tersebut tersembunyi perasaan kosong, gelisah, kurang bersemangat, bahkan bosan. Ujung-ujungnya mereka bilang bahwa mereka merasa telah berubah, merasa kehilangan jati diri mereka yang dulu, tapi tidak bisa menjelaskan kenapa.

Penjelasan secara sederhananya begini :

Bagi para pejuang, para self-driven atau self-made people, impian, tujuan atau ambisi adalah semacam bahan bakar bagi semangat kehidupan mereka. Nah, ketika semua itu sudah tercapai dan mereka tidak menciptakan impian baru, maka habislah bahan bakar itu, padamlah semangat, hidup serasa sudah mentok tidak tahu mau bergerak kemana lagi.

Sementara pribadi seorang pejuang tetap ada dalam diri mereka, dan pribadi itu mengatakan bahwa hidup harus terus maju dan bertumbuh, tidak boleh diam terlalu lama dalam kenyamanan. Terjadilah konflik dalam diri sendiri. Pada tahap inilah, mereka akan merasa bahwa diri mereka telah berubah, ke arah yang tidak mereka inginkan, yaitu kemunduran secara kualitas pribadi.

Kalau begitu apa yang harus dilakukan?

1. Membangun mimpi-mimpi baru lagi

2. Melihat kembali seluruh aspek kehidupan mereka dan mengidentifikasi hal-hal apa yang perlu ditingkatkan

3. Mengingat kembali kualitas-kualitas pribadi apa yang mereka punyai yang telah membawa mereka meraih mimpi mereka kemarin, gunakan kembali kualitas tersebut saat ini

4. Menanyakan kembali ke diri sendiri apa tujuan hidup mereka yang lebih hakiki (life purpose), yang tidak hanya sebatas materi dan hal-hal fisik saja, apa yang ingin mereka lakukan untuk sesama dan kehidupan secara lebih luas, warisan hidup (legacy) apa yang ingin mereka tinggalkan kelak setelah mereka tidak lagi di dunia ini.

Pada kodratnya, dalam diri setiap orang ada jiwa pejuang, jiwa yang selalu ingin berkembang dan bertumbuh untuk menjadi pribadi atau versi diri yang lebih baik dari waktu ke waktu. Menghindari kodrat itu hanya akan membuat diri merasa hampa, bingung dan patah semangat.

Naah, jika kalian juga ada yang merasa beda sekarang, beda yang manakah itu? Selamat merenung :-)   

Maksimalkan potensi diri Anda dengan bantuan Self-Growth Coach kami.

Sri Erniati
Sri Erniati
Joyful Soul, Parenting & Education Coach

Passionate coach empowering growth in leadership, parenting, & personal development. Author of "10 Rahasia Memerdekakan Jiwa." Unlock your potential with Erni!

Konten Artikel Terkait

Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.

Membongkar Rahasia Sukses Personal Branding dalam Dunia Profesional
7 Feb 2024

Membongkar Rahasia Sukses Personal Branding dalam Dunia Profesional

Dalam era globalisasi dan digitalisasi seperti saat ini, personal branding menjadi kunci utama untuk mencapai kesuksesan...

Menumbuhkan Pribadi yang Menyenangkan dan Menciptakan Positive Vibes
1 Sep 2023

Menumbuhkan Pribadi yang Menyenangkan dan Menciptakan Positive Vibes

Pribadi yang menyenangkan dan mampu menciptakan "positive vibes" memiliki kekuatan untuk menjadikan dunia sekitarnya leb...

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Pertumbuhan Pribadi
18 Aug 2023

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Pertumbuhan Pribadi

Setiap individu dalam perjalanan hidupnya pasti akan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut bisa datang dalam...

Kunci Menuju Pertumbuhan Pribadi yang Berkelanjutan
10 Aug 2023

Kunci Menuju Pertumbuhan Pribadi yang Berkelanjutan

Pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan merupakan perjalanan menuju pengembangan diri yang terus-menerus dan mendalam. Pr...