Mengoptimalkan Potensi Individu dan Tim untuk Keberhasilan Organisasi
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada struktur dan str...
Saat saya masih aktif sebagai bankir, coaching merupakan bagian dari business as usual. Terlebih lagi saat saya memimpin tim penjualan maupun tim kantor pusat yang senantiasa menempatkan business/ initiative tracking sebagai bagian dari manajeman sekaligus monitoring proses kerja sehari-hari.
Sebagai bagian dari divisi marketing, melakukan performance coaching telah dibiasakan sejak awal seorang first line manager menjabat posisi tersebut. Kami sebelumnya telah dibekali dengan pelatihan dan workshop leaders as coaches dan langsung mempraktekkannya sehingga menjadi skill yang melekat dengan jabatan - meskipun terus harus berlatih menyempurnakan implementasinya.
Kini, lebih dari 20 tahun kemudian, konsultan yang saya dirikan bersama seorang partner kembali mendapat kepercayaan membawakan coaching session sebagai pelengkap Program Pengembangan Manajerial (PPM) suatu Bank Campuran terkemuka. PPM itu sendiri sempat terhenti sekitar 2 minggu akibat adanya kondisi pandemi COVID19 pada pertengahan Maret 2020, tepat hanya 1 (satu) hari setelah pembukaan program yang disambung dengan in-class program.
Baca juga Ilmu Neuroscience dalam Kepemimpinan Strategis
Blessing in disguise-nya adalah sejak awal 2019 kami telah mulai mengembangkan digital learning menggunakan salah satu platform bikinan salah satu negara tetangga. Hal ini benar-benar dirasakan manfaatnya karena memang sejak akhir 2019 kami telah membuat content-content learning yang dimasukkan ke aplikasi mobile sebagai bagian dari perjalanan pembelajaran (learning journey).
Jadilah konsep blended learning langsung diterapkan sebagai bagian dari PPM tersebut, dimana selain digital learning, pre-reading dalam bentuk e-book (pdf) atau video teaser menggantikan diktat tebal program; sedangkan in-class training digantikan dengan online webinar melalui aplikasi zoom (yang pada bulan April-Juni 2020 masih diperdebatkan keamanan/securitynya).
Coaching session yang sejak awal kami usulkan sebagai bagian dari proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan program ini, dimana hal-hal yang tadinya tak terpikirkan (atau tidak disampaikan) di kelas webinar dan sempat menjadi uneg-uneg partisipan atau fasilitator dapat menjadi diskusi menarik di sesi coaching serta menjadi masukan berharga bagi manajemen (Human Capital) yang terlibat dalam program ini.
Coaching session juga menjadi media monitoring terpenting proses penyusunan tugas akhir yang menjadi porsi terbesar penilaian kelulusan program. Kini modelling ini : blended learning & coaching menjadi bagian dari program-program pengembangan manajerial dan spesialisasi -meskipun belum mudah untuk mengusulkannya bagi sebagian besar client.
Dalam beberapa case, selain isu biaya/finansial, para talent (dan atasannya tentunya!) juga terkadang mengeluhkan waktu yang akan dihabiskan untuk coaching session akan menggangu aktivitas sehari-hari. Ini memang masih merupakan PR bagi kita semua dalam mempopulerkan coaching sebagai aktivitas penting suatu project atau program atau inisiatif.
Semoga sharing ini bermanfaat bagi kita semua yang berkecimpung di dunia coaching.
Salam sukses dan salam sehat.
Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.
Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya bergantung pada struktur dan str...
Dalam dunia yang penuh dengan informasi dan distraksi, menjadi seorang pembicara atau penulis yang dapat menarik perhati...
Kolaborasi dalam tim adalah inti dari keberhasilan di banyak aspek kehidupan, mulai dari lingkungan kerja hingga proyek-...
Kolaborasi tim yang efektif adalah fondasi bagi kesuksesan dalam berbagai proyek dan organisasi. Ketika individu-individ...
Maryam Idawati
Maryam Idawati, biasa dipanggil dengan Ida, adalah managing partner/CEO sekaligus founder dari PT Edcore Indonesia yang berfokus pada training dan konsultan sejak 2012. Sebelumnya Ida berkarir selama hampir 20 tahun di bidang perbankan. Selain mantan bankir, Ida juga memiliki sertifikasi di Manajemen Risiko, Assessment, Financial Planning, Key Account Management dan Professional Coach. Pendidikan S1 diselesaikannya di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNDIP, sedangkan pendidikan S2 Administrasi Bisnis Internasional ditempuh di Universitas Indonesia (UI). Dunia project management, coaching dan learning tidak asing baginya sejak dari level manajerial perbankan di akhir tahun 1990-an. Ida sangat aktif ikut merancang program Account Officer Development Program, Relationship Manager Development Program (skala nasional) pada Bank tempatnya bertugas selain tugas sehari-harinya sebagai Business Manager, Special Project Manager, SME Product Development AVP dan Vice President, Small Medium Entreprise Banking. Ida juga pernah terlibat dalam team merger pada saat Bank tempatnya bekerja digabung dengan empat Bank lain, sebelum akhirnya ia memutuskan pensiun dini pada 2011. Di perusahaan saat ini yang dia ikut dirikan pada 2012, selain aktivitas merancang program, memberikan training dan konsultansi, Ida juga aktif memberikan sesi coaching dan mentoring bagi para peserta training - baik berupa program pengembangan spesialisasi maupun manajerial. Salah satu program yang dibawakannya pada 2019 adalah program persiapan pensiun berupa panduan praktis menjadi wirausaha bagi salah satu Bank asing yang akhirnya dibeli oleh investor. Ida saat ini telah menulis 2 (dua) buku yaitu : Practical Guide to Effective Account Management dan Enterpreunership 101: Tips Praktis Berbisnis Bagi Pemula.