5 hal yang Seharusnya Tidak Dikatakan Atasan pada Karyawannya
Leadership Coaching

5 hal yang Seharusnya Tidak Dikatakan Atasan pada Karyawannya

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Mengelola orang lain atau karyawan bisa jadi merupakan hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang pemimpin. Mungkin Anda bisa mencoba untuk melihat lagi apakah Anda sudah memberikan perangkat dan dukungan yang diperlukan oleh karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien? Selain itu, apakah karyawan Anda menghormati Anda dan koleganya yang lain? Apakah mereka terlibat aktif dan bisa memenuhi perannya?

Masing-masing pertanyaan tersebut seringkali menjadi beban dalam pikiran Anda. Tapi, karyawan Anda tidak akan tahu apa yang sedang berkecamuk dalam pikiran. Mereka tidak bisa melihat pikiran-pikiran Anda secara detail, bagaimana suasana hati sekarang, dan pekerjaan yang Anda lakukan di belakang merekauntuk membawa tim pada kesuksesan bersama.

Yang mereka tahu adalah bagaimana cara Anda memperlakukan mereka, dan apa yang Anda katakan. Mari kita coba renungkan, apakah Anda termasuk pemimpin yang bawel atau terlalu menghakimi sehingga berdampak pada runtuhnya kepercayaan karyawan dan hilangnya respek mereka pada Anda. Apalagi di zaman sekarang, Anda harus tahu dan paham bagaimana mengelola karyawan milenial atau generasi Y yang memiliki kinerja berbeda dengan karyawan dari generasi X.

Di bawah ini adalah beberapa kalimat yang seharusnya tidak Anda lontarkan pada karyawan. Yuk, waktunya kita cari tahu.

1. “Kerjakan apa yang diperintahkan. Saya kan bosnya.”

Anda harus memahami bahwa semua orang di lingkungan pekerjaan dianggap sebagai orang dewasa. Jika Anda menetapkan standar berbeda untuk diri Anda maka jangan berharap anggota tim menghargai permintaan Anda. Menggunakan frase di atas adalah merendahkan orang lain dan tidak sopan.

Jika karyawan Anda tidak mengerti instruksi yang diberikan maka berikan informasi lebih detail pada mereka. Cara ini akan membantu mereka memahami bahwa instruksi Anda akan memberikan keuntungan bagi mereka, tim, dan perusahaan.

Baca juga 3 Fakta Komunikasi Penting Bagi Leaders

Anda juga bisa mencari tahu kenapa seorang karyawan tidak mau melakukan pekerjaan yang Anda minta dengan mengatakan, “Bisa bantu saya memahami kenapa hal ini tidak perlu dikerjakan?” bahkan meskipun karyawan Anda tidak bersedia untuk menjawab, Anda bisa menekankan pentingnya tugas itu dan konsekuensi yang akan didapatkan jika tidak dikerjakan.

2. “Jangan membuang waktu saya, kita sudah pernah coba cara itu.”

Pahamilah bahwa setiap orang yang mau bersuara artinya mereka mau berbagi pikiran dan menyumbang gagasan tentang proses pekerjaan yang sedang dilakukan. Ada kemungkinan gagasan yang mereka ajukan pernah dicoba sebelumnya, tapi jangan membungkam suara mereka dengan kalimat yang tidak menyenangkan seperti, “Ah, itu udah pernah dicoba. Kita sudah tahu itu.” Kalimat seperti ini akan ikut membungkam inisiatif dan inovasi tanpa pernah mencoba perspektif baru. Mungkin Anda bisa mencoba kalimat sederhana yang lebih menyenangkan misalnya, “Terima kasih buat idenya, ya. Kita akan coba diskusikan.”

3. “Kamu mengecewakan saya.”

Apakah Anda kenal dengan frase di atas? Kalimat seperti itu sering digunakan oleh orangtua pada anak-anaknya. Jadi, ketika Anda menggunakan kalimat itu pada karyawan, maka kemungkinan mereka akan merasa dianggaps eperti anak kecil oleh Anda.

Cobalah untuk menyampaikan feedback yang lebih spesifik dan membangun, misalnya, “Saya kurang yakin dengan pekerjaan yang kamu kirimkan kemarin.” Lalu katakan alasannya, “Format slidenya kurang tepat jadi sulit untuk diikuti.” tawarkan dukungan dan saran untuk pekerjaan selanjutnya dengan berkata, “”Untuk presentasi berikutnya, sebaiknya kita diskusi dulu dan mereview slide presentasi bareng sebelum diperlihatkan pada seluruh tim, gimana?”

4. “Kamu beruntung punya pekerjaan.”

Kalimat seperti itu bisa saja dilontarkan ketika karyawan berperilaku negatif atas banyaknya pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan. Ingatlah bahwa tidak seorangpun yang bisa bekerja dengan baik di lingkungan yang membuat karyawan merasa punya hutang pada atasannya. Anda lebih baik memberikan koreksi terkait isu performa pada karyawan daripada melontarkan kalimat seperti itu. Jika karyawan mengatakan tidak untuk satu tugas yang diminta maka cari tahu alasannya dengan bertanya, “Apa yang membuatmu mengatakan tidak?” atau tanyakan, “Apa yang menahanmu menyelesaikan tugas?”

5. “Liburan? Kenapa kamu harus liburan?”

Pertanyaan seperti ini terus terang memang menyebalkan. Kalimat ini bisa membuat karyawan Anda merasa bersalah karena mengambil waktu istirahat yang memang sudah menjadi jatahnya. Baiknya Anda mengatakan hal sebaliknya, “Liburan? Bagus itu. Karena hidup dan kerja itu harus seimbang, dan kamu layak beristirahat. Selamat liburan, ya!”

Bagaimana, apakah ada dari kalimat-kalimat di atas yang pernah Anda lontarkan pada karyawan? Jangan khawati, tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts