5 Tantangan yang Umum Dihadapi Pemimpin Wanita di Dunia
Leadership Coaching

5 Tantangan yang Umum Dihadapi Pemimpin Wanita di Dunia

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Meski beragam tantangan menghadang, namun wanita terus melangkah menghadapi berbagai hambatan untuk menggapai mimpi dan memaksimalkan potensi terbaik dalam dirinya. Namun hingga kini fakta menunjukkan peran kepemimpinan wanita masih berada di posisi bawah dalam pemerintahan, administrasi, dan bisnis. Hal ini tentu saja tidak kemudian mematahkan semangat para wanita, malah lebih memberikan motivasi untuk terus bergerak maju.

Lalu, tantangan kepemimpinan seperti apa yang dihadapi wanita di tempat kerja? Uraian singkat di bawah ini bisa menjadi perhatian Anda.

1. Diperlakukan setara

Wanita tertahan dengan standar yang lebih tinggi dibandingkan lawannya, pria. Tak hanya itu, wanita juga menghadapi stereotipe gender dan secara sistematis ditempatkan di lahan bermain yang tidak setara dengan kaum pria.

2. Mewakili diri sendiri

Ambisi bagi pria dianggap sebagai tanda kekuatan, namun wanita tidak dapat mengandalkan ambisi sebagai atribut yang positif.

3. Yakin dengan suaranya sendiri

Wanita seringkali menembus hambatan internal dan eksternal untuk menemukan kepercayaan diri dalam mengekspresikan ide atau gagasan. Dalam bisnis, hal ini merupakan tantangan untuk memercayai aspek unik dari pemimpin wanita dan mengenalinya sebagai aset pribadi dan organisasi.

4. Membangun sekutu

Pria belajar untuk “bermain” melalui proses perjalanan bisnis yang panjang yang membantu mereka membangun sekutu dan memengaruhi orang lain. Wanita, harus menemukan rute lain untuk membangun manfaat mutual dari hubungan strategis dan persekutuan.

Baca juga Dampak Pemimpin dan Kepemimpinan yang Baik pada Masyarakat

5. Sindrom peniru

Ketika menghadapi bias gender sistemik dan ketidaksetaraan, wanita kerap kesulitan membentuk asesmen diri yang akurat. Situasi ini disebut dengan sindrom peniru, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk percaya diri mencapai goal yang telah ditetapkan.

Pemimpin wanita memiliki sifat yang sama seperti pemimpin pria, seperti memiliki visi, ketekunan, empati, gairah dan lainnya. Namun satu hal yang harus dimiliki oleh pemimpin generasi sekarang adalah berada di lini depan dalam menciptakan tempat kerja yang menyokong potensi perempuan.


Sementara itu, ada 7 isu yang berdampak dan menjadi tantangan bagi kepemimpinan perempuan di seluruh dunia, yaitu:

1. Akses pada pendidikan

Sampai hari ini, UNESCO menyebutkan ada sekira 50 juta perempuan di dunia yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan dasar di negaranya, terutama negara berkembang. Perempuan dengan pendidikan yang memadai cenderung memilih untuk menikah di usia yang tepat, melahirkan dan membesarkan anak yang sehat, menemukan pekerjaan yang layak dan mendapatkan uang untuk membiayai hidupnya.

2. Kesempatan kerja

Bahkan di negara besar seperti Amerika Serikat, perempuan masih mengalami perbedaan signifikan dalam menghasilkan uang. Perempuan mendapatkan 1/10 dari pendapatan dunia dengan bekerja 2/3 dari jumlah total jam kerja. Perempuan juga lebih banyak menginvestasikan uangnya pada keluarga dan komunitas dibandingkan kaum pria.

3. Hak reproduksi dan sehat

Sebanyak 225 juta perempuan di negara berkembang tidak mendapatkan kebutuhannya dalam rencana keluarga, yang berkontribusi pada 74 juta kehamilan tidak diinginkan dan 36 juta aborsi setiap tahun. Edukasi pada hak perempuan untuk bereproduksi akan mengurangi kasus aborsi yang tidak aman dan kematian akibat melahirkan sebanyak 70%.

4. Kesehatan kehamilan

WHO memperkirakan sekira 800 perempuan meninggal setiap hari akibat kasus yang berkaitan dengan kehamilan yang tidak diinginkan, nyaris mendekati sekira 300 ribu nyawa setiap tahunnya.

5. Kekerasan karena bias gender

WHO menuturkan bahwa satu dari tiga perempuan pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual sepanjang hidup mereka. Apakah itu akibat kekerasan domestik, pemerkosaan, atau penjualan seks, hal ini sangat menjauhkan perempuan dari kehidupan yang bahagia dan sehat.

6. Pernikahan dini

Diperkirakan sebanyak 140 juta anak perempuan di antara tahun 2011 dan 2020 menjadi pengantin di usia remajanya. Anak perempuan yang menikah sebelum 18 tahun sulit mendapatkan akses pada pendidikan, berisiko pada kehamilan prematur, dan rentan pada kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya.

7. Kesetaraan gender

Kesetaraan adalah isu yang dialami oleh wanita dan gadis, apakah itu berbentuk akses untuk bersekolah di negara berkembang atau pendapatan gaji yang tidak sepadan di tempat kerja. Di dunia, sebanyak 95% negara dipimpin oleh kepala negara pria, maka jelas bahwa perempuan secara global masih harus melakukan perjalanan panjang sebelum bisa merasakan kesetaraan tersebut.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts