6 Tanda Ego Dalam Diri Merusak Hubungan Cinta
Love Coaching

6 Tanda Ego Dalam Diri Merusak Hubungan Cinta

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Beberapa tantangan terbesar dalam suatu hubungan muncul dari keinginan seseorang yang menjalin sebuah hubungan untuk mendapatkan sesuatu: mencoba untuk menemukan seseorang yang bisa membuat diri menjadi nyaman. Kenyataannya, sebuah hubungan akan bertahan lama jika Anda memandangnya sebagai suatu tempat dimana Anda bisa memberi, bukan tempat dimana Anda bisa mengambil sesuatu.

Ketika seseorang muncul dalam kehidupan Anda, dia akan berkomunikasi atau terhubung dengan orang lain dengan cara berbeda karena memang semua individu berbeda. Sama halnya dengan ketika sesosok bayi terlahir, membuka mata dan menerima dunia dengan caranya sendiri. Bayi akan melihat banyaknya hubungan di sekitarnya dan semua menunjukkan kasih padanya. Hasilnya, bayi akan menunjukkan respon dengan tersenyum.

Menerima dan memberi pada orang lain merupakan salah satu tantangan terbesar yang sering kita lihat dalam sebuah hubungan. Setiap manusia berbeda satu sama lain dan begitu juga dengan pandangannya. Seringkali sulit menerima pandangan orang lain dan jika kita tidak bisa menerimanya maka hal ini akan perlahan merusak sebuah hubungan baik.

Baca juga Mengapa Ego Manusia Sulit Mengenali Cinta?

Bagaimana kita bisa mengenali aspek yang menciptakan gangguan dalam suatu hubungan? Perhatikan tandanya, dan jika Anda merasakan hal sama maka ego masih menguasai diri Anda.

1. Obsesi kebutuhan diri

Ketika salah satu pasangan melibatkan diri terlalu dalam maka sulit menemukan ruang keharmonisan dalam suatu hubungan. Jika Anda menemukan bahwa Anda terobsesi dengan kebutuhan diri sendiri dan jatuh dalam sebuah percakapan sepihak, kemungkinan besar ego mengatur semua itu. Cobalah untuk membawa keseimbangan dalam hubungan Anda. Karena dalam hubungan itu hanya ada tiga hal penting yaitu peduli, hidup berdampingan, dan bekerjasama.

2. Kritik ke luar

Ego itu biasanya menempatkan kritik ke luar, misalnya ketika orang bicara Anda terus menyela tanpa henti. Seperti ingin mendengar orang bicara tapi tak ingin. Yang menjadi lebih uruk adalah ketika kritikan ini menjadi komentator orang lain dan Anda menjadi percaya dengan omongannya, kemudian menyampaikan lagi pada orang berbeda yang tidak sesuai. Anda dapat mencoba menenangkan kritik seperti ini dengan mendengarkan dan memahami bahwa pikiran atau perkataan ini bukan hal yang baik untuk diberitakan kembali. Dengan begitu, dari kritik maka akan muncul belas kasih.

3. Kompetisi

Kompetisi yang sehat itu baik dan bisa menambah keharmonisan dalam suatu hubungan dan dalam kehidupan kita. Tapi ada juga orang yang selalu dalam mode “lawan saya” terus menerus. Sikap seperti ini didorong oleh obsesi ego yang bisa merusak hubungan baik. Maka bermainlah dengan baik dan jagalah semua hal dengan cahaya.

4. Kebanggaan

Hmm … harga diri. Terlalu sedikit bisa merusaka harga diri kita, tapi terlalu banyak bisa menjadikan kita individu yang sombong dan angkuh. Ego berperan besar disini maka waspadalah terhadap dampak dari terlalu mementingkan diri sendiri. Sulit untuk bisa bahagia ketika ego berkuasa. Namun, begitu Anda mampu menerima kenyataan bahwa diri Anda jauh dari sekadar harta benda, pencapaian, atau anugerah maka Anda bisa menjadi individu yang tenang.

5. Menunjuk jari

Mereka yang dengan mudah menunjukkan jari pada pasangan atau teman adalah mereka yang seringkali tersalahkan. Namun ketika ego Anda mengklaim bahwa semua orang salah kecuali Anda maka akan sulit untuk mengakui, mengambil tanggung jawab, dan mengenali bahwa Anda membuat tuduhan tanpa merefleksi situasi terlebih dulu. Lihatlah situasi dan eksplore semuanya sebelum Anda menarik pelatuk karena tidak ada pemenang dalam permainan kalah. 

6. Cintai diri

Semua membutuhkan cinta, terutama mencintai diri sendiri merupakan faktor yang bisa membumbui dengan baik suatu hubungan. Kurangnya rasa cinta pada diri sendiri akan memicu pada penolakan dan ketidak berhargaan yang membuahkan sikap posesif tinggi atas pasangan dan hubungan yang tidak sehat. Kita tidak bisa mengekspresikan cinta diri namun cenderung untuk memperlihatkan ego.

“Semua yang kita butuhkan hanyalah cinta” mungkin sebuah pernyataan yang berlebihan, namun kalimat itu mengandung kebenaran yang universal. Cinta merupakan kunci untuk mengatasi ego yang berlebihan dalam diri. Idenya bukan untuk menghilangkan ego namun kenali ego dan kendalikan agar Anda bisa tetap mempertahankan hubungan yang baik dengan pasangan.

Wujudkan hubungan berpasangan yang ideal dengan bantuan Relationship Coach kami.

Related Posts