Investing in Impact: The Next Sustainability of Human Empowerment in Business and Career
Career Coaching

Investing in Impact: The Next Sustainability of Human Empowerment in Business and Career

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Visecoach dan Coaching Indonesia kembali menyelenggarakan Coaching Experience Series yang ke-5 pada hari Jumat dan Sabtu 20-21 Mei 2022. Acara ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat di Washington DC, juga pembicara dari Indonesia dan Amerika Serikat untuk topik bisnis, karier, dan leadership, yaitu:

1. Dr. Indra Uno, Commissioner of Saratoga Investama dan Founder OK OCE

2. Chendy Tauriza, Indonesia F&B Entrepreneur di Atlanta, Amerika Serikat

3. Nadia Syahmalina, President of IAA ( Indonesian American Institute) dan AVP Operation Manager at Bank of America

4. Husnul Suhaimi PCC, Executive Coach dan former CEO of XL Axiata

Rosan Roeslani, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, pada kesempatan ini menyampaikan pidato pembukaan yang menekankan pentingnya sumber daya manusia bagi pembangunan Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa pemberdayaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan kunci untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi global pada tahun 2045.

“Sinergi antar semua pemangku kepentingan di sektor pemerintah, swasta, dan pendidikan sangat penting dalam mendorong kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat, untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan pengembangan sumber daya manusia,” ujar Dubes Rosan.

Pak Rosan sendiri sebelum menjadi duta besar merupakan Ketua KADIN (Kamar Dagang Indonesia) yang berasal dari sektor swasta sehingga beliau menyadari betul pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.


Mengutip pidato yang disampaikan oleh Bapak Rosan Roeslani, bahwa human capital merupakan faktor yang menjadi prioritas di dalam segala hal, termasuk bagi dunia usaha dan bisnis. Data yang didapat dari Kementrian Tenaga Kerja Indonesia, bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia berada di angka 131 juta jiwa dengan latar Pendidikan yang berbeda-beda.

Sekira 40% tenaga kerja di Indonesia  memiliki latar belakang pendidikan sekolah dasar dan hanya sekira 12%-13% saja yang berlatar belakang Pendidikan tinggi atau universitas. Selain itu, sekira 20% tenaga kerja di Indonesia tercatat tidak lulus sekolah dasar dan hanya sekira 18% merupakan lulusan sekolah menengah pertama.

Baca juga Merangkul Sistem Digital: Cara Bisnis Bertahan dengan Covid-19

Berdasarkan data di atas, Indonesia harus lebih bekerja keras mendorong pertumbuhan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dari latar Pendidikan rendah ke Pendidikan tinggi, karena jika tidak maka Indonesia akan mengalami ketertinggalan dalam hal produktifitas di banyak bidang.

Kemudian, sejak tahun 2021 pemerintah mulai menggalakkan pendidikan vokasi dengan melibatkan sektor swasta agar program bisa berjalan baik dan memberikan dukungan kebijakan fiskal sebesar 200% bagi sektor swasta yang terlibat dalam pendidikan vokasi ini.

Pemerintah juga menyadari bahwa pertumbuhan negara yang berkualitas dan berkesinambungan tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan sumber daya manusia. Untuk alasan tersebut pemerintah menjalankan program pendidikan vokasi ini.


Lebih lanjut lagi, Pak Rosan mengatakan bahwa muncul prediksi yang menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara terbesar keempat atau kelima secara ekonomi di tahun 2045 nanti. Tentu saja, untuk menuju keberhasilan itu banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan diperbaiki dimana salah satunya adalah mencari solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara kita. Namun, semua ini bisa diselenggarakan dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara semua pemegang kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, institusi, agensi, dan semua pihak yang memiliki kepentingan sama.

Sebagai catatan, hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan di bidang perdagangan dan investasi yaitu sebanyak 36% di tahun 2020-2021, dimana Indonesia medapat hasil perdagangan sebesar $37 milyar dan di bidang investasi mengalami pelonjakan sebesar 75% atau sekira $2,5 milyar.

Hal ini menjadikan Amerika Serikat sebagai negara kedua terbesar dalam hubungan perdagangan dengan Indonesia dan negara keempat terbesar yang berinvestasi di Indonesia. Diharapkan angka ini akan meningkat terus hingga mencapai angka $60 milyar di tahun 2024 nanti.

Menutup pidato singkatnya, Pak Rosan Roeslani menitipkan pesan agar semua pihak termasuk pihak swasta untuk ikut menyukseskan program Pendidikan dan pelatihan vokasi agar Indonesia memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu bersaing secara global.

Raih kesuksesan bisnis Anda dengan bantuan Business Coach kami.

Related Posts