Mengapa Perempuan Tak Banyak Bicara Saat Conference Meeting?
Leadership Coaching

Mengapa Perempuan Tak Banyak Bicara Saat Conference Meeting?

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Banyak perbedaan yang terlihat ketika perempuan berkesempatan untuk duduk bareng dalam satu ruang pertemuan virtual. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa sekira 45% pebisnis perempuan disana merasa kesulitan untuk bicara dalam pertemuan virtual melalui platform seperti Zoom, misalnya. Sedangkan, sekira satu dari lima perempuan merasa suara mereka tidak didengar dalam pertemuan seperti itu.

Dengan adaptasi kenormalan baru sekarang dimana banyak perempuan bekerja dari rumah membuat perempuan secara sistematis menjadi kurang otoritatif. Pengaruh perempuan menurun secara sistematis dan mereka menjadi sedikit berbicara. Dan, ketika mereka bicara, suara mereka tidak banyak didengarkan, malah mendapat gangguan.

Apa yang terjadi?

Satu uji eksperimen lain menelaah bagaimana pengalaman perempuan di lingkungan yang didominasi oleh kaum pria, dimana hasilnya perempuan memiliki poin  dan memiliki sikap kepemimpinan yang lebih baik dibandingkan rekan prianya.

Baca juga 5 Tantangan yang Umum Dihadapi Pemimpin Wanita di Dunia

Lalu apa yang menjadi masalah bahwa suara perempuan kurang didengar oleh masyarakat? Hasil eksperimen menyebutkan bahwa ternyata sistem dalam masyarakat yang menjadi pemicunya. Masyarakat kerap memandang perempuan dari sisi norma budaya dan gender sehingga membentuk opini yang kaku.  Melihat dari penuturan di atas sepertinya akan menjadi lebih baik jika masyarakat mulai membuka mata dan membangun sistem yang mendukung perempuan untuk lebih mau menyuarakan pandangannya.

Artinya, harus ada perubahan dalam lingkungan, nyata atau virtual, dimana perempuan didorong untuk lebih terbuka dan suaranya didengarkan.

Menuju keseimbangan gender

Menurut World Economic Forum, keseimbangan gender akan memberi dampak terlepas dari apakah ekonomi dan lingkungan masyarakat berkembang atau tidak. Dan, di masa pandemi sekarang ini perempuan mendapat dampak yang tidak proporsional dengan besarnya jumlah mereka yang kehilangan pekerjaan sebagai dampak dari meningkatnya biaya kesehatan.

Para peneliti di Brigham Young University mengatakan bahwa sekecil apapun perubahan untuk memastikan perempuan bisa berkontribusi atau mengekspresikan pandangan mereka dalam suatu lingkungan akan membuat perbedaan.

Dalam lingkungan kecil seperti meeting virtual misalnya, seruan positif seperti “Itu poin yang menarik”, dapat membantu memvalidasi suara perempuan dalam satu ruang diskusi kecil. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lingkungan dimana perempuan bisa sejajar memberikan pengaruh posistif pada masyarakat. Jika masyarakat bisa membangun sistem dimana suara perempuan dihargai dan didengarkan, maka mereka akan mau berbicara tanpa harus diminta.

Maksimalkan potensi kepemimpinan Anda dengan bantuan Leadership Coach kami.

Related Posts