Tanggung Jawab Emosional dalam Ikatan Romantis dan Dampaknya bagi Pasangan
Wellness Coaching

Tanggung Jawab Emosional dalam Ikatan Romantis dan Dampaknya bagi Pasangan

@DailyVisecoach
@DailyVisecoach

Pernahkah Anda mengatakan, “Seperti itulah aku, terima saja apa adanya,” dan berapa kali Anda mengucapkan kalimat seperti itu pada orang lain? Bicara mengenai tanggung jawab emosional, konsepnya berkenaan dengan kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku yang memberikan dampak pada orang lain.

Tanggung jawab emosional adalah dasar dari banyaknya keinginan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab emosional memvalidasi kebutuhan Anda, bahkan memotivasi Anda untuk mengelola emosi, hasrat seksual, sosialisasi atau hubungan kerja.

Jika Anda merasa sering mengucapkan kalimat seperti di atas maka Anda juga harus bisa menganalisanya. Darimana datangnya kalimat itu? Halangan apa yang ada di dalam kalimat itu? Karena orang, sama halnya seperti kehidupan, selalu berubah. Itulah sebabnya, terikat pada jenis perilaku tertentu tanpa melihat bagaimana pengalaman yang dialami sebelumnya itu mengganggu kestabilan emosi individu.

Kebutuhan emosional Anda

Terkadang, mungkin Anda pernah merasakan dalam hidup ini Anda meminta terlalu banyak. Penting bagi Anda untuk melihat ke dalam diri dan berpikir dua kali saat menginginkan sesuatu dari pasangan Anda misalnya, karena jika tidak maka Anda termasuk orang yang egois.

Setiap orang mengekspresikan rasa sayang dengan cara berbeda. Cara seseorang bertanya tentang kabar kita, memperhatikan apakah kita ceria atau tidak, bersedia mendengar keluh kesah, atau bahkan mau memasak untuk Anda, itu artinya dia memperhitungkan Anda dalam kehidupannya. Untuk mendapatkan pengalaman seperti ini harus ada komunikasi yang baik. Menjadi bertanggung jawab secara emosional artinya mau mendengar dan hadir dalam kebutuhan orang lain dimana hal ini akan merawat hubungan Anda dengan baik.

Baca juga Seberapa Penting Aspek Wellness Bagi Kehidupan Kita?

Namun, tanggung jawab emosional tidak dibangun tanpa pemikiran karena komunikasi yang baik membutuhkan dialog dan kesediaan untuk belajar dan terus bergerak maju. Malah, Anda harus mengomunikasikan kebutuhan Anda dengan cara tertentu untuk menghindari rasa sakit.

Mungkin terdengar kasar tetapi jika Anda sudah berdiskusi dan mencoba untuk meraih kesepakatan namun belum juga berujung pada keputusan yang logis dan bertanggung jawab maka mungkin lebih baik mengakhiri hubungan Anda. Karena dua orang berjalan bersama harus beriringan, jika tidak maka Anda akan frustasi, tidak nyaman, dan terjebak dalam hubungan yang tidak menyenangkan.

Tangani tanggung jawab emosional dengan hati-hati

Jika masih bingung tentang apa yang dimaksud dengan tanggung jawab emosional, poin-poin di bawah ini mungkin bisa memberi gambaran untuk Anda:

1. Menyadari bahwa menjalin ikatan cinta dengan orang lain artinya adalah merawat dan memperhatikan mereka.

2. Jelas dalam maksud dan konsisten. Jangan hari ini berkata tidak kemudian berkata ya esok hari.

3. Memeriksa pemikiran dan perasaan Anda lalu berperilaku yang sesuai dengan dua hal itu.

4. Berbicara dengan tegas. Jangan menghindar dari membicarakan hal yang mengganggu Anda.

5. Memahami bahwa sikap dan kata-kata Anda memiliki konsekuensi pada orang lain dan kesehatan mentalnya. Karena itu, Anda harus bertanggung jawab atas apa yang mungkin terjadi.

6. Tidak menipu orang lain dengan datang dan pergi dari kehidupan mereka atau menghantui mereka.

7. Tidak meromantiskan diri And. Hindari mengatakan, "Aku memang begitu, tahan saja." Faktanya, mencoba tegar dalam suatu hubungan adalah cara untuk memanipulasi dan menutupi rasa tidak aman Anda.

Kesimpulannya, menjadi bertanggungjawab secara emosional artinya memvalidasi emosi orang lain. Dampaknya, Anda mencoba untuk mengaitkan emosi dengan pengalaman mereka dan memahaminya tanpa harus menghakimi mereka.

Setiap orang ingin didengar dan dimengerti, dan untuk alasan ini Anda harus membuang frase-frase seperti “lumayan”, “kamu lebay”, “ada orang yang hidupnya jauh lebih buruk dari kamu”, atau “itu hanya aku, jangan jadi masalah buat kamu”.

Masih banyak daftar frase yang umum ditemui namun menyakitkan seperti tersebut di atas, faktanya, tanpa diragukan, hampir semua orang pernah menggunakan frase tersebut di suatu titik kehidupan. Namun, tidak ada salahnya untuk melihat kembali dan memahami dampak diri pada orang lain agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik esok.

Raih hidup sehat, bahagia dan seimbang dengan bantuan Wellness Coach kami.

Related Posts