5 Alasan Perempuan Belum Mau Menikah di Usia Ideal
Ada banyak alasan yang menyebabkan orang belum mau menikah namun tidak berdampak pada semua orang, melainkan secara indi...
“Because, I think I can’t live without her”, itu jawaban seorang teman beberapa tahun yang lalu ketika kami berbincang mengenai rencananya pernikahannya, dan langsung disambut dengan tepuk tangan dan decak kagum meskipun beberapa di antara kami meresponi dengan celotehan menggoda. Tentu saja jawaban itu keluar ketika salah satu dari kami bertanya, “Why her?”
I can’t live without you. Sebuah kalimat yang sangat popular. Bahkan ada lagu yang sangat terkenal dengan lirik yang kurang lebih seperti itu. Aha! Beberapa dari Anda bahkan mulai bersenandung, setidaknya dalam hati.
Ketika saya memikirkan kembali kalimat tersebut, ada yang menggelitik benak saya. Apabila seseorang mengatakan “I can’t live without you”, jadi sebelum mereka bertemu apakah seseorang tersebut tidak hidup? Jika lawan “live” adalah “die” atau mati, apakah dia mati sebelum mereka bertemu?
Anda benar, itu hanya kiasan atau hiperbola. Terutama ketika seseorang sedang jatuh cinta tentu saja maknanya tidak se-harfiah itu. Tapi bagaimana jika memang demikian kenyataannya. Bagaimana kalau ternyata orang tersebut sungguh merasa tidak hidup, atau memiliki hidup yang kurang bermakna. Atau hidup yang tidak berarti, tidak penuh atau tidak utuh.
Baca juga LIFE BALANCE, Bagaimana Mewujudkannya?
Sebuah pertanyaan bagi setiap kita yang sedang atau ingin membangun sebuah hubungan, baik berpacaran ataupun pernikahan. Apakah yang ingin kita capai atau wujudkan dengan memiliki hubungan atau pernikahan dengan seseroang yang hidupnya tidak penuh? Bahkan ada pertanyaan yang lebih mendalam yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri, apa yang ingin saya capai dengan memiliki hubungan atau pernikahan? Mungkinkah mencapai tujuan tersebut dengan seseorang yang hidupnya “kurang hidup” atau “kurang penuh”?
Pada awalnya mungkin kita merasa senang, tersanjung bahkan merasa bahwa ‘he/she is the one’ karena kalian berdua merasa saling melengkapi. Tapi sadarkah kita bahwa memiliki hubungan dengan seseorang yang tidak penuh hidupnya, orang tersebut akan cenderung membuat kita harus terus menerus mengisi kekosongan dalam hidupnya. Perlu kita sadari bahwa sebagai seorang manusia, ada kalanya kita tidak dalam keadaan yang mampu mengisi kekosongan itu terus menerus. Apabila kita melakukannya terus menerus, bukan tidak mungkin bahwa suatu saat kita yang akan merasa lelah, kurang, bahkan kosong.
Hubungan yang sehat adalah hubungan yang dapat ‘complement each other’ dan bukan sekedar ‘complete each other’. Apakah bedanya?
Hubungan yang ‘complete each other’ dapat digambarkan sebagai berikut:
½ + ½ = ½
1 + ½ = ½ juga
Artinya, dalam suatu hubungan di mana di dalamnya ada pihak yang kurang penuh, maka pihak lain akan ditarik ke level kepenuhan yang lebih rendah. Berbeda dengan hubungan yang bersifat ‘complement each other. Dalam hubungan seperti ini, 1+1 bisa jadi 2, bahkan 5, 10 atau lebih. Artinya, hubungan yang terjadi antara dua orang yang sama-sama penuh atau utuh akan memiliki dampak positif yang luar biasa.
Kedua jenis hubungan tersebut akan sangat terasa bedanya terutama pada saat masalah muncul atau konflik terjadi. Pada hubungan yang ‘complete each other’ akan lebih focus pada masalah. Salah satu atau keduanya mudah merasa menjadi korban. Salah satu atau keduanya lebih mudah menyalahkan. Salah satu atau keduanya akan selalu menuntut. Menuntut pengertian, kesabaran, bahkan permintaan maaf. Dan ada kemungkinan apabila tidak terpenuhi, lama kelamaan maka mereka akan cenderung memilih untuk meninggalkan hubungan itu karena merasa tidak terpenuhi kebutuhannya.
Berbeda hubungan yang ‘complement each other’. Masing-masing sudah merasa complete, penuh atau utuh. Orang yang demikian, mudah untuk menghargai keberadaan orang lain. Tidak sulit untuk meminta maaf tidak peduli siapa yang bersalah. Karena bagi mereka, permintaan maaf awal dari penyelesaian masalah dan perbaikan suatu hubungan.
Jadi, hubungan yang seperti apa yang Anda inginkan? Jangan mudah hanyut pada sebuah kalimat yang popular namun ketika diresapi secara mendalam memiliki makna yang berbahaya. Jadikan diri Anda sebagai pribadi yang penuh atau utuh, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menemukan pribadi lain yang penuh atau utuh juga untuk membangun hubungan yang sehat.
Wujudkan hubungan berpasangan yang ideal dengan bantuan Relationship Coach kami.
Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.
Ada banyak alasan yang menyebabkan orang belum mau menikah namun tidak berdampak pada semua orang, melainkan secara indi...
Citra diri adalah suatu hal yang dinamis dan selalu mengalami perubahan. Menciptakan dan menumbuhkan citra diri yang pos...
Hubungan romantis itu dinamis. Biasanya mengalami perubahan yang merefleksikan kondisi, keadaan, stress, dan naik turunn...
Jatuh cinta merupakan suatu hasrat dalam diri yang seringkali terlihat irasional, tidak terkontrol, bahkan liar. Namun, ...
Hana Novitriani
Empower your life and transform your future with Hana Novitriani, a compassionate and certified life coach and 20-year veteran in advertising and digital marketing.