Mengenal Siapa Saya
Bringing the culture of sharing to everyone

Kita pasti punya peran lebih dari satu dalam kehidupan sejak kita lahir. Dengan bertambahnya usia peran tersebut juga bertambah. Kalau awalnya peran kita hanya sebagai anak, adik atau kakak, sepupu, keponakan dan cucu. Kita tidak perlu melakukan apapun untuk setiap peran tersebut. Kita hanya perlu belajar makan, belajar jalan, menangis dan tertawa. Itu hanya kebutuhan dasar kita.

Bertambahnya usia membuat kita menambah peran, peran sebagai murid, sebagai teman belajar adalah tambahannya saat kita memasuki usia sekolah. Dan saat kita usia dewasa ini maka peran bertambah dengan menjadi suami/istri, ayah/ibu, menantu dll. Bahkan saat usia sudah lebih lanjut maka peran bertambah menjadi mertua dan kakek/nenek. 

Peran-peran diatas adalah peran dalam kehidupan personal. Bagaimana dengan kehidupan profesional? Itu adalah peran tambahan lagi yaitu sebagai karyawan, sebagai atasan, sebagai rekan kerja, sebagai pemasok atau pembeli. Sehingga sebenarnya banyak peran dalam kehidupan kita. Kita tidak pernah menyadarinya karena ini hanya autopilot.

Kita biasanya baru menyadari saat kita kehilangan salah satu peran tersebut atau saat kita merasa kesulitan membagi badan dan pikiran untuk bisa sukses di semua peran. Pernahkan membuat peta dari semua peran tersebut? Dan, apa perlunya membuat peta tersebut?

Baca juga 6 Hal yang Membuat Anda Berpikir Tentang Kehidupan

Dalam beberapa kelas, saat peserta membuat peran-peran tersebut, barulah peserta menyadari bahwa banyak peran dalam kehidupan mereka. Peserta juga jadi menyadari, kadang tidak ada waktu bagi diri sendiri. Apakah salah apabila kita tidak mempunyai waktu bagi diri sendiri? Tidak ada salahnya apabila itu memang sesuatu yang kita sadari dan kita inginkan.

Tetapi lebih banyak orang merasa stress karena harus bisa "lari-lari" antara satu peran dan peran lain tanpa punya waktu jeda sejenak dan mengumpulkan tenaga dan pikiran. Saat kita mengumpulkan tenaga dan pikiran itulah sebenarnya itu adalah waktu bagi diri kita sendiri.

Dunia bergerak dengan cepat, kadang kita tidak punya waktu untuk diam, padahal saat jeda itu adalah saat kita mengumpulkan tenaga dan pikiran. Kita perlu untuk mengumpulkan tenaga dan pikiran tersebut agar kita bisa:

1. Membuat peta dari semua aktivitas yang harus dilakukan

2. Menentukan prioritas

3. Fokus pada prioritas yang dilakukan

Hidup adalah pilihan, dan semua pilihan tidak ada yang salah, tetapi yang ada adalah bagaimana kita bisa menghadapi resiko yang timbul dari pilihan yang kita ambil. Misalnya, prioritas saat ini adalah bagaimana mendampingi anak yang harus belajar jarak jauh dari rumah, maka kemungkinan kita harus mengalahkan aktivitas profesional kita.

Apakah ada resikonya? Tentu ada, misalnya pekerjaan yang diharapkan dari kita tidak bisa selesai dengan cepat. Resiko tersebut harus diantisipasi dan kita tidak harus stress dan khawatir dengan deadline ataupun performance yang mungkin jadi terganggu. Tetapi kalau kita sudah memilih prioritas tersebut kemudian kita khawatir dengan performance maka kita tidak akan bisa fokus saat mendampingi anak.

Terkadang kita jadi tidak sabar menghadapi anak kita yang tidak mau belajar jarak jauh karena terlihat ogah-ogahan. Kita jadi lupa bahwa sang anak juga tidak terbiasa untuk belajar jarak jauh ini. Kita sebagai orang dewasa saja kadang merasa lelah apalagi anak-anak yang sebenarnya masih di fase bermain-main.

Cerita di atas baru menunjukkan dua peran dalam kehidupan kita yaitu peran sebagai ayah/ibu dan peran sebagai karyawan. Bagaimana kita juga punya peran-peran lain? Mari kita coba membuat peta peran kita supaya kita bisa "Mengenal Siapa Saya". Bagaiman caranya? Dibawah ini adalah contoh peta peran kita.


Contoh peta peran

Saat kita melihat peran kita cukup banyak peran dan ini masih peran yang cukup general, kita bisa meneruskan untuk membuat peta peran yang lebih spesifik lagi sampai ke bagian detail aktivitas yang kita lakukan saat ini. Tujuannya adalah kita jadi melihat bahwa selama ini, detail peran kita cukup banyak untuk bisa melakukan setiap peran tersebut.

Dan mungkin ada beberapa detail pekerjaan yang dapat kita gabung atau kita hilangkan karena ternyata itu tidak efektif. Misalnya, peran kita sebagai seorang adik/kakak, apakah memang peran kita membuat sang adik/kakak menjadi tidak mandiri sehingga ini menjadi peran tambahan yang cukup berat bagi kita..

Akan lebih baik lagi saat kita membuat peta peran ini kita juga bisa menambahkan goal kita. Goal ini bisa saja per peran ataupun secara general. Kala kita sudah membuat goal tersebut, maka kita bisa melihat apakah saat ini dalam peran-peran tersebut kita sudah berada di arah yang benar menuju goal kita. Karena mungkin goal kita harusnya ke kiri tapi ternyata setelah kita membuat peta peran dengan detail aktivitas saat ini kita sadari bahwa kita selama ini berjalan ke kanan.

Kala aktivitas vs goal ini menjadi sangat berbeda maka refleksi lah kepada diri sendiri dengan mempertimbangkan; kita mengarahkan detail aktivitas sesuai goal atau kita mengubah goal kita.

Tidak ada salah atau benar dari semua perubahan itu karena sebenarnya tergantung sama diri kita, mana yang menjadi prioritas dan fokus kita saat ini. Perubahan arah atau goal menunjukkan siapa diri kita. Karena Anda yang mengendalikan hidup Anda, bukan orang lain.  

Kala kita sudah mengendalikan hidup kita, maka kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang karena kita sudah menyiapkan mental dan bisa berbahagia menikmati prosesnya. Mari, kenali diri kita supaya bisa berbahagia menjalani kehidupan yang berjalan di depan kita. 

Maksimalkan potensi diri Anda dengan bantuan Self-Growth Coach kami.

Sugiarti Rosbak
Sugiarti Rosbak
Career & Business Transition Coach

Sugiarti Rosbak, known as “Ati,” is an Executive and Business Coach with over 20 years of experience in human resources at a multinational company. She specializes in career transitions, leadership development, and organizational transformation. A certified Associate Certified Coach (ACC) and NLP Master Practitioner, Ati has coached over 500 hours, empowering professionals and businesses to achieve sustainable growth. As the founder of PT. Omah Tumbuh Potensi, she integrates Emotional intelligen

Konten Artikel Terkait

Explore lebih banyak artikel dalam kategori yang sama untuk menemukan informasi menarik lainnya.

Individu Tangguh Mampu Atasi Masa Sulit
17 Jul 2022

Individu Tangguh Mampu Atasi Masa Sulit

Ketangguhan tidak akan menyingkirkan masalah Anda, tetapi ketangguhan akan memberi Anda kemampuan untuk memandang masala...

Cara Menemukan Makna Hidup Secara Sederhana
20 Dec 2021

Cara Menemukan Makna Hidup Secara Sederhana

Pernahkah Anda bertanya pada langit malam, mengapa Anda berada di muka bumi ini? Apa arti hidup ini bagi Anda? Dan, kena...

Passion vs Purpose: Which should You Pursue?
1 Jan 1970

Passion vs Purpose: Which should You Pursue?

Passion and Purpose are both equally important and one without the other could have disastrous consequences on you and t...

To Live is to Suffer, to Thrive is to Find Meaning in Suffering
29 Dec 1969

To Live is to Suffer, to Thrive is to Find Meaning in Suffering

One might say that without suffering we won't experience civilization today. Almost every day we suffer, yet we learn ho...